Jumat, 02 Januari 2015

Sahabat Kecilku

Sahabat kecilku…….

Dulu aku punya sahabat kecil. Kami berteman sejak kami sekolah di bangku sekolah dasar. Namanya Laila Fitria biasanya dia dipanggil “ipit”. Dia itu orangnya kecil, lincah, tapi kalau merepet aduh aku takut sekali. Dulu rumah aku dibelakang rumahnya. Dia termasuk orang berkecukupan karena ayahnya seorang “toke pucuk”(kalo sekarang toke itu  pengusaha). Ibu dan ayahnya sangat baik kepada aku dan keluargaku. Setiap hari aku bermain dengan ipit. Aku biasa main dirumahnya karena dia banyak mainan sedangkan aku tidak punya. Kadang-kadang aku juga makan dirumahnya. Padahal ibu marah kalo aku makan ditempat orang lain. Kadang-kadang ayah ipit juga memberi uang padaku. Aku sangat senang, karena ibu hanya memberi uang jajan secukupnya untuk pergi sekolah. Tapi ipit juga mengalami hal yang sama denganku. Ayahnya juga meninggal dunia dan meninggalkannya untuk selamanya. Itu jugalah yang membuat kami lebih dekat. Karena setiap ada perkumpulan anak yatim, aku dan ipit selalu datang bersama.
Biasanya aku dan ipit tidak hanya bermain bersama tapi juga belajar bersama. Dan yang aku paling kesel kalau aku pergi selalu adikku mengikutiku. Aku malu pada teman-temanku. Sebenarnya aku iri sama ipit. Dia itu anak paling kecil jadi semua permintaannya di beri oleh orang tuanya. Kemudian dia juga selalu punya mainan baru yang aku tidak punya. Ingin sekali meminta pada ibu tapi itu gak mungkin.
Ada satu hal lagi yang aku masih inget sampai sekarang dan itu jugalah yang menjadi motivasi aku. Dulu ipit pernah pergi ke Banda Aceh. Sepulangnya dari sana dia bercerita kepadaku tentang tempat itu. Dia juga menunjukkan kepadaku foto dia di mesjid agung BAITURAHMAN. Aku ingin sekali kesana dan aku sangat sedih mendengar ceritnya. Aku tidak mau mendengar ceritanya lagi aku pergi kembali kerumahku. Setelah kejadian itu aku berjanji akan pergi kesana dan melebihi dari apa yang ipit lakukan dan akhirnya tercapai aku kuliah di Banda Aceh.
Oh ya selain ipit aku juga punya sahabat yang lain bernama “Aidia Putri” . dia biasa dipanggil putri. Putri anaknya baik, ramah, pinter, dan juga periang. Tapi kami tidak sedekat dengan ipit karena faktor rumah kami yang berjauhan makanya aku lebih dekat dengan ipit. Putri itu juga seorang anak dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya seorang haji tapi sayangnya ibunya juga meninggal dunia ketika putri masih kecil. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar